Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Banyak Jalan Menjemput Rezeki; Menghayati Isi Doa Shalat Dhuha

Menghayati isi doa shalat dhuha

Bila dikatakan, bahwa rezeki hanya diperoleh dari penghasilan sebuah pekerjaan atau profesi, saya cenderung kurang setuju.

Bila ada yang khawatir rezekinya akan sempit ketika penghasilan atau gaji yang diperolehnya sedikit, saya juga tidak sependapat.

Bahkan apabila ada yang berlaku tidak benar (tercela) yakni ‘mengambil’ sesuatu yang bukan haknya (karena takut papa), lagi-lagi saya tidak sepakat.

Banyak cara memperoleh rizki. Termasuk di dalamnya, yang ia dapatkan dengan berusaha, atau tanpa berbuat apa-apa sehingga rizki datang begitu saja.

Menghayati Isi Doa Shalat Dhuha

Dalam doa shalat dhuha terdapat redaksi kalimat,

Arti makna shalat dhuha

Bahwa ada banyak sekali arah dan sumber rezeki itu (di)datang(kan). Dari langit, kita minta Allah turunkan, seraya kita bersiap menerima atau menjemputnya. Dari dalam bumi, kita minta agar Allah mengeluarkannya. Maka hendaknya kita juga bersiap untuk menggali dan memanennya. Begitu seterusnya.

Barangkali, langit dan bumi di sini mengandung makna kiasan.

Jika rezeki di langit, maka ia mungkin kelihatan. Namun ada jarak yang terpisah dan membatasi kemampuan kita, jika kita tidak berusaha. Bisa jadi kita jemput rezeki di langit melalui ilmu penerbangan, misalnya. Ilmu penerbangan di sini ibarat usaha lahiriah kita dalam menjemput (menurunkan) rezeki yang ada di langit.

Adakalanya rezeki di bumi, maka seperti ia tidak terlihat oleh kita, jika dengan mata telanjang. Berbeda apabila kita menggunakan ilmu geografi, katakanlah. Maka isi bumi bisa kita lihat dan pelajari. Berkat ilmu geografi (usaha lahiriah) itu, kita mampu menjemput (mengeluarkan) rezeki yang tersimpan di dalam bumi.


Doa = Dorongan Realisasi Kerja

Doa, bagi penulis, merupakan sebuah motivasi jiwa supaya kita (yang berdoa) dapat lebih giat dalam mewujudkan isi doa itu. Jika kita memohon kemudahan kepada Allah, maka kita selayaknya mengupayakan kemudahan itu terwujud.

Mirip seperti kita hendak berangkat kuliah atau bekerja misalnya. Kita minta doa restu/pamitan kepada orang tua, supaya dalam perjalanan lancar, dalam belajar atau bekerja diberi keberkahan. Maka pastinya kita akan (berusaha) berkendara dengan baik, belajar, serta bekerja dengan semangat/motivasi yang tinggi bukan?

Manfaat doa

Dalam Berusaha, Selayaknya Harus Siap Menerima Satu Dari Beberapa Kemungkinan

Adalah sebuah keniscayaan, bahwa usaha dapat membuahkan hasil dengan beberapa macam kemungkinannya. Ada kalanya berhasil, dan atau ada kalanya gagal.

Contohnya bisa kita lihat dari sebuah pertandingan sepakbola. Dua kesebelasan menuntut untuk meraih kemenangan. Namun pastinya akan ada yang menang, kalah, atau bisa juga imbang.

Maka sudah sepatutnya, kita mengawali usaha kita dengan niat berusaha yang terbaik, dengan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Ntah berhasil atau gagal, itu (pada saat itu, menurut Allah) adalah hasil terbaik yang kita dapatkan.


Allah tujuannya

Kembali Mengingat, Bahwa Jalan Rezeki Itu (Sangat) Banyak

Ketika satu jalan (meski kita telah berusaha dengan baik) yang kenyataannya memiliki hasil yang tidak sesuai harapan, maka kita dapat beralih ke jalan(-jalan) yang lain.

Mungkin dari langit, rezeki kita datang tapi kita belum sanggup menerimanya. Mungkin dari dalam bumi, kita belum mampu menggalinya. Maka seyogyanya, kita dapat menjemput jalan kesulitan (untuk meraih kemudahan), atau membersihkan dari yang haram (untuk menjadi suci), bahkan menjemput yang jauh (supaya menjadi lebih dekat), dan seterusnya.

Jika kita pernah mendengar istilah ‘banyak jalan menuju roma’, maka selayaknya dari sini mari kita yakini, bahwa ‘banyak jalan menjemput rezeki’. Ntah kita menjemputnya dengan santai karena ia akan datang mendekat, atau kita yang berusaha lebih keras karena ia berada sangat jauh untuk digapai.


Wa Allah a’lam.
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Banyak Jalan Menjemput Rezeki; Menghayati Isi Doa Shalat Dhuha"