Ngaji dan Ngabdi: Menjadi Santri di Setiap Ranah Kehidupan

Table of Contents
jiwa santri

Refleksi Hari Santri Nasional 22 Oktober: Belajar dan Mengabdi Sepanjang Hayat

Setiap tanggal 22 Oktober, kita mengenang bagaimana semangat para santri ikut menyalakan api kemerdekaan. Namun peringatan ini bukan sekadar nostalgia sejarah, melainkan panggilan untuk menyalakan kembali nilai-nilai kesantrian dalam diri kita hari ini.

Hari Santri Nasional bukan hanya milik mereka yang tinggal di pondok pesantren. Ia adalah panggilan bagi siapa pun yang ingin meneladani semangat para santri: cinta ilmu, cinta tanah air, dan cinta pengabdian.

Bagi saya, makna Hari Santri dirangkum dalam dua kata: Ngaji dan Ngabdi — dua kata sederhana, tapi menjadi fondasi kehidupan seorang muslim, apalagi bagi mereka yang ingin terus hidup dengan jiwa santri di mana pun berada.

Ngaji: Belajar Tanpa Henti

Ngaji bukan sekadar membaca kitab, tapi juga membaca kehidupan. Ngaji berarti terus belajar — kepada guru, kepada pengalaman, bahkan kepada kesalahan. Bagi kepala rumah tangga, di rumah, ngaji bisa kita wujudkan dengan menuntun keluarga untuk menjadikan ilmu sebagai cahaya dalam langkah: mengajarkan anak mengenal huruf hijaiyah, mendengarkan bacaan doa sebelum tidur, atau sekadar bercengkerama dengan istri tentang hikmah di balik kejadian sehari-hari.

Ngaji juga berarti membuka hati, menyadari bahwa setiap peran — suami, ayah, karyawan — adalah madrasah yang menuntut ketulusan dan keikhlasan.

Ngabdi: Menghidupkan Ilmu Lewat Amal

Ngabdi adalah wujud nyata dari ngaji itu sendiri. Ilmu yang tidak diamalkan akan layu, dan pengabdian tanpa ilmu mudah kehilangan arah. Di rumah, ngabdi adalah motivasi utama setiap membersamai keluarga — menjadi pemimpin rumah tangga, menjadi pelayan istri dan anak-anak.

Di tempat kerja, ngabdi berarti bekerja dengan niat ibadah, melayani masyarakat dengan sepenuh hati, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Di masyarakat, ngabdi berarti hadir dalam kepedulian — menjadi bagian dari solusi, sekecil apa pun bentuknya.

“Ngaji agar tak berhenti bertumbuh, dan ngabdi agar hidup memberi arti.”

Karena sejatinya, santri itu bukan sekadar status, melainkan sikap hidup: terus ngaji agar tak berhenti bertumbuh, dan terus ngabdi agar hidup kita berarti.

Di rumah, di tempat kerja, dan di lingkungan masyarakat, mari terus hidup dengan semangat Ngaji dan Ngabdi. Karena dari sana, kita berharap supaya menjadi insan yang tidak hanya cerdas, tapi juga ikhlas.

Selamat Hari Santri Nasional.

Tabik,

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

1 comment

Comment Author Avatar
October 22, 2025 at 10:02 PM Delete
Inspiring