Tetaplah Menjadi Susu Yang Murni Meski Di Antara Kotoran dan Darah

Table of Contents

 

Di saat kita merasa prihatin atas keburukan yang ada di sekitar kita, maka di situlah kita harus menentukan sikap. Tetap berbuat baik ataukah malah ikut arus tertarik pada keburukan?

Seketika teringat dawuh Gus Baha yang menerangkan Surah An-Nahl ayat 66.

وإنَّ لَكُمْ فِي الأَنْعام لَعِبْرَة

Sungguh pada an'am (binatang ternak) terdapat ibrah (pelajaran) bagi kita semua,

نُسْقِيكُمْ مِمّا فِي بُطُونه مِن بَيْن فَرْث ودَم لَبَنًا خالِصًا 

Tuhan memberi minum kita dari dalam perut binatang ternak itu labanan (susu) khalishan (yang murni), yang berada di antara farts (kotoran) dan dam (darah).

Dalam Tafsir Jalalain, Farts (فرث) bermakna tsuflul karisy (ثفل الكرش) yang berarti kotorannya hewan yang memamah biak. Seperti yang kita ketahui, baik kotoran maupun darah adalah dua unsur yang dianalogikan sebagai hal yang kurang punya manfaat bagi manusia.

لا يَشُوبهُ شَيْء مِن الفَرْث والدَّم مِن طَعْم أوْ رِيح أوْ لَوْن أوْ بَيْنهما

Dijelaskan juga bahwa labanan khalishan (لبنا خالصا) / susu yang murni di sini tidaklah tercampur sama sekali oleh darah maupun kotoran, entah bau, rasa, bahkan warnanya tidak satupun mencampuri susu itu, sehingga ia tetap murni.

سائِغًا لِلشّارِبِينَ أي سَهْل المُرُور فِي حَلْقهمْ لا يُغَصّ بِهِ

Alhasil dengan susu yang murni itu, memudahkan kita menelannya saat kita minum, melepas dahaga dan memberi manfaat bagi tubuh kita.

Tetaplah Menjadi Susu Yang Murni Meski Di Antara Kotoran dan Darah

Ayat ini secara tidak langsung mendorong kita untuk tetap berbuat baik meskipun di sekitar kita orang-orang berperilaku buruk.

Jangan mudah terpengaruh, sehingga kemurnian dari kebaikan yang kita lakukan dapat memberi manfaat untuk lingkungan kita. Seperti murninya susu yang memudahkan seseorang dalam meminumnya.

Wa Allah a'lam.

Referensi:

Tafsir Jalalain Surah An-Nahl ayat 66 via Furqan.co

Kamus Santri At-Taufiq