Menyapih; Si Kecil Kini Dilatih untuk Lebih Mandiri

Table of Contents

ilustrasi bayi minum susu
Photo by Rainier Ridao on Unsplash

Usia dua tahun bagi seorang anak, adalah waktu yang tepat untuk menyapihnya, yakni berhenti minum ASI dari ibunya.

Ziyan, yang telah berulang tahun tepat pada 15 Januari lalu, hingga kini (sebulan berlalu) masih saja minum ASI dari ibunya. Saya dan istri pernah berdiskusi terkait hal ini. Kapan sebaiknya disapih, dengan metode apa, telah kita bahas, tetapi karena kesibukan kami berdua, hingga hari ini belum ada tindakan yang optimal.

Cerita menyapih dimulai sore tadi, saat istri saya mengajak berkunjung ke rumah temannya yang baru saja melahirkan, tilik bayi. Di tengah obrolan mereka, ternyata ayah temannya berprofesi sebagai ahli pengobatan herbal, seperti bekam; juga paham cara hypnoteraphy, termasuk juga menyapih bayi.

Walhasil, tanpa pikir panjang, istri saya punya ide supaya menyapih Ziyan. Tidak seperti metode dukun bayi yang memakai metode konvensional, ayah temannya itu punya teknik sugesti dan (doa juga tentunya) untuk mengobati pasiennya, dalam hal ini menyapih anak saya.

“Ziyan berhenti minum susu ibu ya, susu ibu nggak enak, pahit,” kurang lebih seperti itu lah sugesti yang diberikan beliau kepada anak saya.

Saya melihat Ziyan seperti memperhatikan ucapan bapak itu. Dalam hati saya berharap, semoga terapi yang diberikan tadi manjur, dan si kecil itu kini telah belajar lebih mandiri lagi.

Sebelum pulang, Ziyan diberi oleh-oleh sebotol air minum ukuran kecil, supaya diminum dan dihabiskannya. Mungkin sudah berisi doa-doa yang dimaksudkan untuk kelancaran terapi tadi.

Selamat berproses menjadi lebih mandiri ya, nak.

Tabik,

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment