Di Atas Penguasa Masih Ada Yang Maha Kuasa

Table of Contents
اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا

Pemilihan Umum 2024 sudah ada di depan mata. Sebagian dari kita ada yang optimis bahwa yang terpilih nantinya dapat dipercaya, tetapi ada juga yang kawatir jikalau yang jadi nanti bersifat khianat dan tak berpihak pada rakyat.

Penulis pun hari-hari ini merasa termasuk pada kelompok yang terakhir, takut seandainya bangsa ini bakal dipimpin oleh penguasa yang semena-mena.

Namun berkat salah satu doa yang diunggah oleh guru kami, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), rasa-rasanya ketakutan tadi pun kini terselimuti.

اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا

"Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan atas kami -karena dosa-dosa kami- penguasa yang tidak takut kepada-Mu dan tidak punya belas-kasihan kepada kami."

Di atas si Penguasa masih ada Sang Maha Kuasa

Penulis teringat akan satu nasihat KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), bahwa seperti apa kehidupan kita pada dasarnya ditentukan oleh diri kita masing-masing dan hubungan kita dengan Sang Maha Kuasa.

Bagaimana supaya bisa hidup, maka kita perlu makan; bagaimana untuk makan, kita perlu mencari rizki yang halal; bagaimana dapat yang halal, maka bekerja di jalan yang halal.

Lantas seberapa banyak rizki yang kita dapatkan, maka kita kembalikan pada ilmu syukur dan rasa kecukupan kita atas pemberian Tuhan.

Maka sepantasnya kita tak perlu menggantungkan diri pada orang lain, yang ujung-ujungnya kita bisa 'terbudakkan' karena jasa orang lain.

Kata salah satu maqalah,

الْإِنْسَانُ عَبْدُ الْإِحْسَانِ

"Manusia adalah budaknya kebaikan."

*

Sejak zaman Nabi Adam sampai hari ini, Sang Maha Kuasa punya cara-Nya sendiri untuk merawat dunia ini. Termasuk melalui perantara kita, warga negara yang beberapa hari lagi memasuki hari pemilihan kepala negara.

Ikhtiyar batin kita panjatkan pada Sang Maha Kuasa melalui doa, ikhtiyar lahir kita gunakan hak pilih kita untuk calon penguasa melalui pikiran dan hati yang terbuka.

Semoga Tuhan senantiasa meridai negara kita, Indonesia Raya.

Tabik,

Referensi:
Unggahan Doa Ahad Pagi s.kakung
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment