Doa Nabi Ibrahim untuk Diri Sendiri, Anak Cucu, Orang Tua, dan Orang-Orang Beriman

Table of Contents

 Doa meminta keturunan yang ahli shalat

"Robbij 'alni muqimas sholati wa min dzurriyyati.. Robbana wataqabbal du'a'.." 

Doa untuk Anak Cucu: Dijadikan Hamba yang Menjaga Shalat

Rasa syukur dan kebahagiaan sudah semestinya meliputi kita, manakala kita, beserta anak cucu kita nantinya, ditakdirkan Allah sebagai orang-orang yang langgeng mendirikan shalat, senantiasa berstatus ibad.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ أَيْ: مُحَافِظًا عَلَيْهَا مُقِيمًا لِحُدُودِهَا

Adalah sebuah doa Khalilullah Nabi Ibrahim as. yang termaktub dalam surah Ibrahim ayat 40, yang memohonkan agar Allah menjadikan beliau dan anak cucu beliau sebagai orang-orang yang tetap muhafidzan (menjaga) dan muqiman (mendirikan) shalat pada waktunya.

Doa ini, bagi penulis, memiliki pemaknaan, bahwa kita beribadah di dunia ini ada batasannya, sedangkan Dia, Allah, adalah Tuhan Yang Kekal selamanya.

Oleh karenanya, sudah sepantasnya kita memohon kepada-Nya, supaya kita dijadikan-Nya sebagai hamba yang senantiasa beribadah kepada-Nya, termasuk juga para penerus dan keturunan kita nantinya.

Doa mohon ampun orang tua

Robbanaghfir lii waliwalidayya wa lil mu'minina yauma yaqumul hisab

Doa untuk Orang Tua: Mohon Ampunan

Merupakan lanjutan doa yang dipanjatkan Nabiyullah Ibrahim as., yakni memohon ampunan bagi kedua orang tua dan orang-orang yang beriman lainnya di hari terjadinya hisab.

Setelah memohonkan untuk 'generasi ke bawah', melalui doa ini kita juga dianjurkan untuk memohonkan untuk 'generasi ke atas'.

Untuk orang tua kita, serta orang-orang tua dari orang tua kita, dan seterusnya, yang pada umumnya memiliki lebih banyak waktu di dunia sebelum kita, semestinya tak luput dari segala bentuk dosa dan kesalahan.

Oleh karenanya, doa ini sangat pantas kita mohonkan, beserta orang-orang lain yang beriman, yang telah lalu maupun yang akan datang.

يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ أَيْ: يَوْمَ تُحَاسِبُ عِبَادَكَ فَتَجْزِيهِمْ بِأَعْمَالِهِمْ، إِنْ خَيْرًا فَخَيْرٌ، وَإِنَّ شَرًّا فَشَرٌّ

Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwa pada hari terjadinya hisab (perhitungan), segala amal yang baik maka akan dihitung baik, dan yang buruk akan dihitung buruk.

Barangkali, berkat wasilah doa kita, Allah dengan hak prerogatifnya, sifat Rahman Rahimnya, berkenan mengampuni kita, orang-orang tua, juga anak cucu kita, beserta saudara-saudara seiman kita lainnya.

Amin.

*

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
 
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku, dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab."

(QS. Ibrahim: 40-41)

*

Wa Allah a'lam.

Referensi:

Tafsir Ibnu Katsir surah Ibrahim ayat 40 dan 41 via Furqan.co
Tafsir Ibnu Katsir Bahasa Indonesia via www.ibnukatsironline.com

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment