Keutamaan Syukur dan Merasa Lebih Beruntung dari Hamba Lain yang Beriman

Table of Contents

an-naml ayat 15

Keutamaan Syukur daripada Nikmat

Syukur atas nikmat (pemberian), merupakan akhlak yang sepantasnya kita biasakan manakala kita merasa menerimanya dari Tuhan.

Tak memandang nilai pemberian itu. Entah sedikit atau banyak, tetap saja yang lebih ditekankan adalah rasa syukur kita atas setiap pemberian yang kita terima.

Karena pada hakikatnya, rasa syukur kita jauh lebih utama dari pada pemberian yang kita terima. 

"Sesungguhnya Allah tidak memberikan nikmat kepada hamba, yang kemudian ia memuji Allah atas nikmat itu, melainkan pujiannya itu lebih utama dari pada nikmat yang diterimanya."

Demikian khalifah Umar bin Abdul Aziz, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam tafsir Ibnu Katsir.  

قَالَ: كَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ: إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْعِمْ عَلَى عَبد نِعْمَةً فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَيْهَا، إِلَّا كَانَ حَمْدُه أَفْضَلَ مِنْ نِعْمَتِهِ

Meneladani Syukur Nabi Daud dan Sulaiman as.

Sebagaimana kita tahu, bahwa dua Nabiyullah Daud dan Sulaiman as. dikaruniai oleh Allah nikmat yang melimpah, diniyyah dan dunyawiyyah. Namun demikian, kegermelapan ilmu dan harta yang dimiliki beliau tidak kemudian menjadikannya lupa, bahwa itu semua pada hakikatnya berasal dari Allah.

Pujian dan syukur beliau diabadikan dalam surah an-Naml ayat 15:

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ

"Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman."

Ekspresi syukur dua Nabiyullah ini merupakan sebuah bukti kebahagiaan seorang hamba, atas banyaknya nikmat yang telah Allah berikan, dibandingkan banyaknya hamba-hamba lain yang beriman.

وهذا عنوان سعادة العبد أن يكون شاكرا لله على نعمه الدينية والدنيوية وأن يرى جميع النعم من ربه

*

Dari Nabi Daud dan Sulaiman, semoga kita bisa mengambil pelajaran, bahwa apa saja yang ada pada kita berupa pemberian Tuhan, sepantasnya kita jadikan media untuk bersyukur dan menghaturkan pujian, sebagai tanda kebahagiaan, sekaligus kesadaran, bahwa kita lebih beruntung dibandingkan orang-orang lain yang terkadang masih merasa serba kekurangan.

Alhamdulillah, alfu alfi alhadulillah.

Wa Allah a'lam.

Referensi:
Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir As-Sa'di surah An-Naml ayat 15 via Tafsir.app

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment