Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hijrah Kekinian, Niat dalam Kebaikan dan Berjuang Meninggalkan Larangan Tuhan

Makna Hijrah

Mendengar kata hijrah, kita umumnya akan langsung mengingat tentang peristiwa sejarah, yakni yang dilakukan oleh Nabi saw dan para sahabat meninggalkan kota Mekah menuju Yatsrib (Madinah).

Hijrah Kini dengan Jalan Berjuang dan Niat

Definisi kekinian, yakni yang dimulai semenjak fathu makkah, oleh Nabi saw hijrah (secara ruang dan waktu) sudah tidak ada. Namun yang ada adalah jihad (berjuang di jalan Allah) dan niat (dalam kebaikan).

لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ

Tidak ada hijrah setelah terbukanya kota Mekah. Akan tetapi (yang ada) adalah berjuang dan niat.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi menjelaskan bahwa bagi kita semua yang hidup di zaman kini (setelah fathu makkah) masih ada banyak jalan yang fadilahnya menyerupai hijrah (yang dilakukan Nabi saw dan para sahabat).

ولكن جهاد ونية معناه ولكن لكم طريق إلى تحصيل الفضائل التي في معنى الهجرة

Di antara jalan yang dimaksud adalah dengan jihad (berjuang) dan niat kebaikan dalam segala hal.

وذلك بالجهاد ونية الخير في كل شيئ

Demikian dalam Ad-Dibaj 'ala Shahih Muslim Ibn Al-Hajjaj.

 Makna Muhajir

Yang Berhijrah, Yang Meninggalkan Larangan Allah

Satu dawuh Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr menandakan bahwa secara umum, hijrah yang dapat kita lakukan di masa kini adalah dengan cara menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah swt.

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah.
Demikian dinukil dari Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari.

*

Alhasil, sebagai generasi kekinian, sepatutnya kita lanjutkan hijrah Nabi saw dengan cara menyesuaikan zaman.

Hijrah kita di masa kini dapat kita awali dengan meneguhkan niat berbuat kebaikan, kemudian memperjuangkannya dengan penuh kesungguhan, serta meninggalkan apa-apa yang menjadi larangan Tuhan.

Baik secara lisan dan perbuatan nyata di lingkungan kehidupan, atau melalui jari-jemari serta gambar dan tayangan visual di media maya dan jejaring sosial.

Wa Allah a'lam.

*

Terinspirasi dari ceramah Gus Baha' via channel Santri Gayeng di sini

Di antara makna hijrah setelah fathu Makkah adalah tidak meninggalkan wilayah yang di sana minim terdapat kebaikan. Dengan tetap berada di sana, sedikit kebaikan yg kita lakukan semoga kelak dapat menambah keberkahan.

Referensi:

Al-Hadits, dlm Fathul Bari juz 1 hlm. 36 dan juz 6 hlm. 45 via Google Books

Imam Jalaluddin As-Suyuthi dlm Ad-Dibaj 'ala Shahih Muslim ibn al-Hajjaj juz 3 hlm. 397 via Google Books

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Hijrah Kekinian, Niat dalam Kebaikan dan Berjuang Meninggalkan Larangan Tuhan"