Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aku dan Kamu, Saling Mengingatkan akan Hakikat Kebenaran dan Kesabaran

Kita saling membutuhkan dan mengingatkan

Pernah penulis – dan pastinya teman-teman sekalian – menemui suatu masalah yang tak kunjung reda. Sehingga kita kehilangan kendali akal kita, membiarkan kemauan hawa nafsu ke sana kemari ingin dituruti apa saja yang ia minta.

Jika kita membuka satu redaksi ayat dalam surat (yang sering kita baca sebelum pulang ngaji dulu), tertera jelas bahwa Allah telah memberi tahu kita tentang ...

Pentingnya Timbal-Balik Nasihat Di Antara Kita

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Saling menasehati, berwasiat (berpesan) yang berkaitan dengan haq (kebenaran) dan sabar (ketahanan), bisa menjadi solusi saat kita menemui satu permasalahan.

Kita tetap membutuhkan kehadiran seseorang, saran dan nasehatnya manakala kita dirundung duka, sesal, dan kecewa.

Kita juga masih memerlukan bantuan seseorang, untuk mengingatkan, kita ketika lupa dan alpa, supaya segera kembali ke jalan kebaikan setelah sebelumnya melenceng dari tujuan yang benar.

وَ مَعْنَى "وَتَوَاصَوْا" أَيْ تَبَادَلُوا التَّوْصِيَّة، فَكُلٌّ مِنْكُمْ عُرْضَةٌ لِلْغَفْلَةِ، وَعُرْضَةٌ لِلْاِنْحِرَافِ عَنِ الْمَنْهَجِ

Makna “saling berwasiat” adalah bergantian/melakukan timbal balik dalam wasiat/nasihat. Karena masing-masing dari kita punya kecenderungan untuk ghaflah (lalai), cenderung melenceng dari tatanan atau aturan.

فَإِنْ غَفَلْتُ أَنَا تُوْصِيْنِي، وَإِنْ غَفَلْتَ أَنْتَ أُوْصِيْكَ

Jika aku lalai, maka ingatkan aku. Begitu pula jika kamu lalai, maka aku akan mengingatkanmu.

Demikian keterangan syaikh Asy-Sya’rawi dalam Kitab Tafsirnya.

Mengingatkan kebenaran dan kesabaran

Anugerah Kebaikan dari Allah untuk Umat Rasulullah

Meski kita mudah menyerah ketika ditimpa masalah, tetapi pada hakikatnya Allah telah membekali kita kemampuan untuk bertahan terhadap segala bentuk cobaan dan ujian.

Yakni bahwa Allah berkenan memberi kita kesempatan untuk bertaubat, kembali kepada-Nya setelah kita berdosa dan tersesat.

Bahkan saat tak mampu kembali sendiri, masih ada banyak orang-orang di sekitar kita yang punya niatan baik untuk mengingatkan kita, mengajak kita kembali ke jalan-Nya.

Maka dalam satu hadits Nabi pernah mengatakan:

الْخَيْرُ فِيَّ وَفِي أُمَّتِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Kebaikan senantiasa ada padaku, dan pada ummatku, hingga ujung waktu (hari kiamat bertemu).

***

Mungkin demikian. Tuhan menciptakan dua telinga bagi kita untuk lebih mau mendengarkan, dan satu lisan bagi kita untuk lebih sedikit mengeluh dan menyebar ucapan yang menyerminkan keburukan.

Maka sepantasnya ada pada kita seseorang, yang bisa memberikan saran dan wejangan, sebagai tempat bertukar ide dan pikiran, saling mengingatkan akan hakikat kebenaran, dan kesabaran.

Tabik.

Sumber bacaan:
Tafsir Asy-Sya'rawi hlm. 10636 via Google Books

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Aku dan Kamu, Saling Mengingatkan akan Hakikat Kebenaran dan Kesabaran"