Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memilih Diberi Cobaan daripada Melakukan Kemaksiatan


“Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada permintaan mereka,” pinta Nabi Yusuf pada Tuhannya ketika menghadapi tipu daya para wanita yang memintanya berbuat durhaka.

Menyukai penjara daripada durhaka

Antara Cobaan atau Kemaksiatan

Penggalan ayat di atas cukup menggambarkan betapa Nabi Yusuf memohon kepada Allah swt untuk memilih dimasukkan penjara daripada mengikuti permintaan para wanita, tamu undangan istri raja, Zulaikha.

Dalam Syajaratul Ma’arif, ayat ini dikutip oleh muallif dalam satu pasal tentang mahabbah al-bala` duna al-ma’shiyyat (menyukai cobaan dibandingkan kemaksiatan).

Cerita Nabi Yusuf Yang Hendak Diperdaya Para Wanita

Seperti yang telah diketahui, Nabi Yusuf suatu ketika pernah diminta menampakkan diri di hadapan para wanita yang diundang Zulaikha.

Saking takjubnya terhadap ketampanan Nabi Yusuf, sambil mengupas buah, mereka menjadi tak sadarkan diri hingga melukai tangan sendiri.

Maka Zulaikha pun berkomentar, “Pemuda tampan yang telah membuat kalian terkagum-kagum itulah yang membuat kalian mencerca aku. Aku telah memintanya dan mencoba memperdayanya untuk memenuhi ajakanku, tapi dia enggan. Seakan-akan dirinya terjaga dan ingin selalu terus menjaganya.

Sungguh, jika ia tak menuruti perintahku, maka ia akan dijebloskan ke dalam penjara dan akan menjadi terhina.” Demikian diterangkan dalam Tafsir Al-Mishbah.

Maka berdoalah Nabi Yusuf supaya dihindarkan Allah dari permintaan itu (untuk berbuat maksiat), dan memilih untuk dimasukkan dalam penjara (menerima cobaan), yang kemudian Allah swt mengabulkannya.

Berbuat Taat atau Mengikuti Hawa Nafsu

Sulthanul Ulama’ lebih lanjut menerangkan, bahwa potongan ayat di atas mengajarkan kepada kita untuk memilih taat kepada Allah dibandingkan mengikuti hawa nafsu, mengutamakan mahabbah syar’iyyah (kecintaan yang didasarkan pada ajaran Allah) daripada mahabbah thabi’iyyah (kecintaan yang didasarkan pada tabiat atau watak manusia).

***

Bahwa cobaan dan musibah meskipun terkesan membuat kita tersiksa, selayaknya lebih kita pilih, daripada menggerakkan diri menuju satu perbuatan yang tidak terpuji.

Merelakan diri menerima sesuatu yang sepintas tak mengenakkan, lebih diutamakan dibandingkan menggerakkan diri menikmati suatu larangan.

Ridha pada ketentuan-Nya, menjaga diri dari durhaka pada-Nya.

Wa Allah a’lam.

***

Referensi:

Tafsir Al-Mishbah via amraini.com
 
Syajarah al-Ma’arif wa al-Ahwal wa Shalih al-Aqwal wa al-A’mal hlm. 52
Karya Sulthanul Ulama` Syaikh Izzuddin Ibn Abdissalam

فصل في محبة البلاء دون المعصية
قال يوسف عليه السلام: رب السجن أحب إلي مما يدعونني (يوسف:33) إيثارا لطاعة مولاه على متابعة هواه وتقديما للمحبة الشرعية على المحبة الطبيعية

Unduh kitab pdf-nya di sini
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Memilih Diberi Cobaan daripada Melakukan Kemaksiatan"