Kalau Mau Mulia, Tunggulah Generasi Berikutnya (Filosofi Anakan Padi dalam Al-Fath: 29)

Table of Contents

Dibaca normal 2 menit

Sebuah perumpamaan bagi orang-orang yang baik, Umat Nabi Saw yang disebutkan dalam kitab Injil, dalam surah al-Fath ayat 29.

Yakni seperti tanaman (padi), yang senantiasa menunggu tunas/anakan-anakannya untuk tumbuh bersamaan, hingga berbunga lalu menghasilkan buah.

Al-Fath 29

Induk padi tidak mau berbuah sebelum anak-anaknya tumbuh terlebih dahulu.

Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita, baik yang menjadi orang tua, guru, atasan, senior, atau lainnya, agar memiliki orientasi untuk ikut memperhatikan anak-anak, murid, bawahan, atau juniornya supaya dapat meraih sukses bersamaan.

Oleh Gus Baha', dicontohkan, bahwa ada orang tua meski berprofesi sebagai petani, tetapi mampu mengantarkan anaknya menjadi guru atau dosen misalnya. Sebaliknya, anak yang menjadi guru atau dosen itu justru sampai susah payah hanya untuk mengantarkan anaknya naik kelas.

Karnanya, berbarengan sukses bersama anak/generasi berikutnya adalah sebuah kearifan yang patut untuk dilaksanakan.

Dengan begitu, berbagai hal yang negatif dapat dihindari, seperti pola perilaku orang tua/atasan yang (hanya) mementingkan diri sendiri; memperkaya diri sendiri, mencari derajat/pangkat untuk diri sendiri; sehingga lupa akan anak atau bawahannya.

Sebagian dari kita juga barangkali mengalami, bahwa ada orang tua atau kakek kita yang menanam pohon buah-buahan di kebun atau halaman rumah, yang tujuannya bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi lebih, supaya dapat dipanen ketika anak-cucunya tumbuh dewasa nanti.

Bahwa “Kalau mau mulia, tunggulah generasi berikutnya”.



Wa Allah a’lam.

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment