Mempelajari Kisi-Kisi Ujian dari Allah (Al-Baqarah: 155)

Table of Contents
Normal dibaca 4 menit

Al-baqarah 155

Deretan masalah dan ujian dalam hidup sudah semestinya ada dalam lembaran cerita anak-anak manusia. Oleh Allah, kita diberi ‘kisi-kisi’ tentang apa saja materi ujian yang kita peroleh di dunia ini.

Berikut kutipan Tafsir Al-Mishbah surah al-Baqarah ayat 155.

***

﴿وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَیۡءࣲ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصࣲ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَ ٰ⁠لِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ﴾
[البقرة ١٥٥[

Sungguh, Kami pasti akan terus-menerus menguji kamu berupa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar.

Manusia Diuji dengan Ujian yang “Sedikit”

Firman-Nya: Sungguh, Kami pasti akan terus-menerus menguji kamu, mengisyaratkan bahwa hakikat kehidupan dunia, antara lain ditandai oleh keniscayaan adanya cobaan yang beraneka ragam.

Ujian atau cobaan yang dihadapi itu pada hakikatnya sedikit, sehingga betapapun besarnya, ia sedikit jika dibandingkan dengan imbalan dan ganjaran yang akan diterima.

Cobaan itu sedikit, karena betapapun besarnya cobaan, ia dapat terjadi dalam bentuk yang lebih besar daripada yang telah terjadi. Bukankah ketika mengalami setiap bencana, ucapan yang sering terdengar adalah “Untung hanya begitu...”.

Ia sedikit, karena cobaan dan ujian yang besar adalah kegagalan menghadapi cobaan, khususnya dalam kehidupan beragama.

Ujian yang diberikan Allah sedikit. Kadarnya sedikit bila dibandingkan dengan potensi yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia. Ia hanya sedikit, sehingga setiap yang diuji akan mampu memikulnya jika ia menggunakan potensi-potensi yang dianugerahkan Allah itu.

Ini tidak ubahnya dengan ujian pada lembaga pendidikan. Soal-soal ujian disesuaikan dengan tingkat pendidikan masing-masing. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin berat soal ujian. Setiap yang diuji akan lulus jika ia mempersiapkan diri dengan baik, serta mengikuti tuntunan yang diajarkan.

Belajar “Shalat & Sabar” Sebelum Menghadapi Ujian

Patut dicamkan bahwa ayat sebelum ini mengajarkan shalat dan sabar. Jika demikian, yang diajarkan itu harus diamalkan sebelum datangnya ujian Allah ini. Demikian pula ketika ujian berlangsung. Itu sebabnya Rasul saw sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui sahabat Nabi, Hudzaifah Ibn al-Yaman, bahwa “Apabila beliau dihadapkan pada satu kesulitan/ujian, beliau melaksanakan shalat.” Karena itu pula ayat di atas ditutup dengan perintah, “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Bentuk-Bentuk (Soal) Ujian

Apakah bentuk ujian itu? Sedikit rasa takut, yakni keresahan hati menyangkut sesuatu yang buruk, atau hal-hal yang tidak menyenangkan yang diduga akan terjadi; sedikit rasa lapar, yakni keinginan meluap untuk makan karena perut kosong, tetapi tidak menemukan makanan yang dibutuhkan, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

Informasi Allah tentang “soal ujian” ini adalah nikmat besar tersendiri, karena dengan mengetahuinya kita dapat mempersiapkan diri menghadapi aneka ujian itu. Ujian diperlukan untuk kenaikan tingkat. Ujian itu sendiri baik. Yang buruk adalah kegagalan menghadapinya.

Memang Allah tidak menjelaskan kapan dan dalam bentuk apa ketakutan itu – di sana letak ujiannya – seperti halnya siswa atau mahasiswa ketika diberi tahu mata pelajaran atau kuliah yang akan diujikan.

Tips Dalam Menghadapi Ujian

Takut menghadapi ujian adalah pintu gerbang kegagalan; demikian juga ujian-ujian Ilahi. Menghadapi sesuatu yang ditakuti adalah membentengi diri dari gangguannya. Biarkan dia datang kapan saja, tetapi ketika itu kita telah siap menjawab atau menghadapinya.

Manusia harus berjuang, karena hidup adalah pergulatan antara kebenaran dan kebatilan, pertarungan antara kebaikan dan keburukan. Manusia dalam hidupnya pasti menghadapi setan dan pengikut-pengikutnya. Allah memerintahkan untuk berjuang menghadapi mereka. Tentu saja dalam pergulatan dan pertarungan pasti ada korban, pihak yang benar atau yang salah.

Aneka macam korban itu, bisa harta, jiwa, dan buah-buahan baik buah-buahan dalam arti sebenarnya maupun buah-buahan dalam arti buah dari apa yang dicita-citakan. Tetapi korban itu sedikit, bahkan itulah yang menjadi bahan bakar memperlancar jalannya kehidupan, serta mempercepat pencapaian tujuan.

Jika demikian, jangan menggerutu menghadapi ujian, bersabarlah dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

***

Semoga kita senantiasa diberi kemudahan dalam bersabar, mengadu pada-Nya melalui shalat, sehingga tidak terlalu merasa terbebani saat menghadapi ujian.

Wa Allah a’lam.

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment