Keduniaan Cukup Berada Di Tangan, Di Hati Jangan

Table of Contents
Dibaca normal 3 menit

Menjauhi dunia

Kita hidup di dunia, pada hakikatnya hanya singgah sementara. Sebab dunia hanya menjadi wasilah beribadah dan beramal shalih sebagai bekal besok di alam akhirat.

Namun banyak sekali dari kita justru kepincut hati akan kebendaan, keduniaan, yang sebenarnya bukan menjadi tujuan kita hidup.

***

Dalam kitab al-Minahus saniyah karya Abdul Wahab Asy-Sya’rani, Nabi Muhammad saw bersabda:

حب المال والشرف ينبتان النفاق في القلب كما ينبت الماء البقل

"Cinta terhadap kebendaan dan kedudukan dunia dapat menumbuhkan sifat munafik di dalam hati. Yakni sebagaimana air dapat menumbuhkan sayur-sayuran.”

Lalu apa itu...

Cinta Keduniaan (?)

Menurut Sufyan ats-Tsauri, maksud keduniaan ialah sesuatu yang melebihi kebutuhan syar’i.

وقد كان أبو عبد الله سفيان الثوري رحمه الله تعالى يقول: والمراد بالدنيا ما زاد على الحاجة الشرعية

Maka dari itu, hendaknya kita...

Berlaku Zuhud Terhadap Keduniaan

وحقيقة الزهد في الدنيا هو ترك الميل إليها بالمحبة، لا بخلو اليد من الدنيا لعدم نهي الشارع عن التجارة وعن عمل الحرف، ولا قائل بذلك

Hakikat zuhud terhadap keduniaan ialah meninggalkan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang merupakan kesenangan dunia, bukan mengosongkan tangan dari keduniaan.

Sebab tidak ada syariat yang melarang seseorang untuk berdagang, dan tidak melarang pula membuka suatu usaha. Tidak ada ucapan terkait hal itu.

***

Lalu…

Bagaimana Caranya (?)

Hemat penulis, segala hal ntah kebaikan atau keburukan, mulanya terbentuk karena adanya kebiasaan dari yang melakukan.

Apabila seseorang hendak berlaku zuhud (tidak condong hatinya pada keduniaan), maka ia bisa memulai dengan niat karena ibadah.

Mencari nafkah, pokoknya untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang diniatkan supaya dapat merasa tenang dalam beribadah dan bermasyarakat. Adapun jika lebih, diniatkan untuk berinfak, sedekah, atau menyantuni yang membutuhkan.

Intinya ialah niat meraih akhirat, dengan dunia sebagai wasilahnya.

Karena zuhud terpaut pada niat, maka ...

Sulit Untuk Mengetahui Zuhudnya Orang Lain

Pada umumnya kita tidak dapat menilai apakah seseorang berlaku zuhud atau tidak. Semisal, orang yang memiliki mobil pribadi bisa jadi memang sekedar pamer, atau memang itu menjadi kebutuhannya dalam bekerja dan menyalurkan kebaikan yang lebih banyak.

Sebab perasaan cinta keduniaan, termasuk berlaku zuhud, merupakan af’alul qalbi (perbuatan hati). Hanya orang yang bersangkutan dan Allah lah yang lebih mengetahui kebenarannya.

Wa Allah a’lam.

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment