Catatan Tarling Ramadhan 1440 H

Table of Contents
Dibaca normal 3 menit

Pesan ramadhan

“Ramadhan tahun ini sudah memasuki malam ke-13. Itu berarti, masih/tinggal 16 atau 17 hari lagi kita akan masuk bulan Syawwal. Kira-kira jika kita ditanyai, lebih memikirkan sisa hari Ramadhan-nya ataukah tanggal 1 Syawwal-nya?”

Kutipan di atas disampaikan oleh Bapak Kuswanto, S.Ag selepas shalat tarawih berjamaah di aula Kantor Ketahanan Pangan, Jepara, pada Jumat, 17 Mei 2019.

Ada beberapa pesan penting yang beliau sampaikan pada mauidhoh hasanah malam itu. Di antaranya tentang malam lailatul qadr dan tandanya, kiat supaya dimudahkan dalam beribadah, dan kebiasaan-kebiasaan baik seputar bulan ramadhan dan idul fitri.

Lailatul Qadr Setiap Orang Bisa Berbeda

“Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwa lailatul qadr setiap orang dapat berbeda-beda.” Dawuh beliau, di samping pendapat ulama yang masyhur, bahwa lailatul qadr jatuh pada malam-malam akhir ramadhan, utamanya yang ganjil.

“Silakan dirasakan. Apabila di satu malam, panjenengan shalat, berdoa, membaca al-Qur’an, atau amal ibadah lain, kok ujug-ujug nangis (saking dalamnya menghayati-red), bisa dikatakan, pada malam itu panjenengan angsal lailatul qadr.”

Yang artinya, amal ibadah yang dilakukan itu seakan-akan dilakukan selama (lebih dari) 1000 bulan. Allahummar zuqnaa min ahlihaa

Supaya Dimudahkan Dalam Beribadah

Dinukil dari satu kitab, bahwa ada 4 cara (kebiasaan) yang dapat menjadikan kita mudah dalam menjalankan ibadah, termasuk juga bekerja dan khidmah dalam segala bentuk kebaikan.

“Sedikit tidur (قلة المنام), sedikit makan (قلة الطعام), sedikit berbicara (قلة الكلام) yang kurang bermanfaat, dan sedikit mencampuri urusan orang lain (قلة اختلاط أوامر الأنام)”.

Tidur secukupnya dalam rangka mengistirahatkan tubuh. Makan seperlunya supaya lebih giat beraktivitas. Berbicara hanya ketika diperlukan dan hanya yang bermanfaat. Tidak sedikit-sedikit kepo dan mencampuri urusan orang lain, apalagi yang sifatnya privasi.

Kebiasaan Amalan Ramadhan

Ramadhan memang bulan mulia. Namun idul fitri kita anggap sebagai hari yang lebih spesial, sehingga segalanya lebih baik dipersiapkan jauh-jauh hari.

“Sebaiknya, persiapan idul fitri dimulai sebelum ramadhan tiba. Bersih-bersih rumah, menyiapkan pakaian lebaran, bisa dimulai sebelum ramadhan. Kalau terkait jamuan, bisa dimulai di tengah bulan, sebelum masuk sepertiga akhir ramadhan.”

Di luar ketiga pesan di atas, beliau juga menekankan terkait pentingnya membiasakan diri melaksanakan ibadah di bulan ramadhan dengan istiqomah mulai malam pertama hingga malam terakhir ramadhan, meskipun hanya sedikit.

“(Ibaratnya) satu ayat setiap hari selama satu bulan itu lebih baik daripada 30 ayat hanya dibaca semaclam.”

Lantaran al-istiqomatu khoirun min alfi karomah, maka akan lebih baik lagi kebiasaan-kebiasaan kita di bulan ramadhan dapat berlanjut di bulan-bulan berikutnya, meningkat lagi dan lagi di bulan ramadhan di tahun-tahun berikutnya. aamiiin.

Wa Allah a’lam.

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment