Menjadi Teguh Seperti Kita (Dhomir نَا)

Table of Contents
Filosofi Nahwu

Menjadi teguh seperti "kita" (dhomir نَا). 

Bisa dibilang, dhomir ini adalah yang paling adaptif di antara 13 dhomir yang lain. Ia dalam beberapa keadaan i'rob yang berbeda, tetap berupa نَا (na), baik saat rafa', nashab, maupun jer.

Di satu makna, dapat dipahami bahwa نَا (na) dapat berarti kita, yang merupakan kata ganti orang pertama bersama dengan yang lain. Jadi, jika ingin seperti نَا (na) yang adaptif, maka merasalah seperti makna نَا (na), yakni bersama yang lain (Dia).

Di sisi lain, نَا (na) dapat adaptif seperti itu lantaran ia bersifat muttashil (sambung). Maka merasa dengan-Nya sekaligus tersambung dengan-Nya, maka semua keadaan dapat disikapi dengan tetap (tenang), teguh, dan tidak goyah.

Ini berbeda jika نَا (na) adalah munfashil (pisah), yakni نَحْنُ (nahnu). Di sini kita tidak memaknainya sebagai bentuk ketidaksambungannya dengan Dia. Namun ia terpisah lantaran menjadi mubtada', atau menjadi yang dikecualikan.

Meskipun secara dzohir, نَحْنُ (nahnu) terpisah atau mandiri, tetapi secara makna, ia tetap memiliki arti "aku dan Dia" (kita).

Wa Allah a'lam.

*Tulisan ini tidak berlandaskan satu kitab dari disiplin ilmu tertentu, yang cenderung otak-atik matuk. Bersumber dari lamunan penulis pada saat terkenang nadzom ka'rif bina fainna naa nilnaal minah
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment