Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Filosofi Bait; Mengutamakan Yang Asal (Yang Tersambung) Terlebih Dahulu

  وَفِي اخْتِيَارٍ لاَ يَجِيء الْمُنْفَصِلْ ¤ إذَا تَــــأَتَّى أنْ يَجِيء الْمُتَّــصِلْ   “Di luar keadaan darurat, sebaiknya tidak mendatangkan dhomir munfashil (yang terpisah), Jika masih memungkinkan mendatangkan dhomir muttashil (yang tersambung)”

Saat teringat bait alfiyah no. 63 ini, seketika itu pula saya terkenang oleh dawuh filosofis dari salah seorang guru, terkait bait ini.

Yang Tersambung Dan Yang Terpisah

Yang dimaksud tersambung (muttashil) adalah sesuatu yang telah berada dekat di sisi kita, baik berupa wujud fisik/anggota tubuh, atau segala yang sesuatu yang mudah bagi kita untuk tersambung dengannya.

Adapun yang terpisah (munfashil), adalah yang berada jauh dari kita, atau yang sulit untuk tersambung kepada kita.

Jika Memungkinkan, Lebih Baik Menggunakan Yang Tersambung

Bait ini, secara filosofis, menganjurkan agar lebih baik menggunakan yang telah tersambung dengan kita, daripada yang terpisah. Contoh yang sering terdengar adalah, jika masih memungkinkan makan menggunakan tangan (yang tersambung pada kita), maka hendaknya kita tidak menggunakan sendok atau alat bantu lain (sstt sunnah rosul katanya).

Atau yang lebih aplikatif, ketika kita masih bisa berjalan kaki, maka hendaknya tidak perlu naik sepeda. Apabila masih bisa bertemu langsung (dengan seseorang, hmmm) untuk berkomunikasi, maka seyogyanya tidak usah menggunakan alat bantu telepon, sms, wa, dan kawan-kawannya. Begitu seterusnya.

Kecuali Saat Darurat, Boleh lah Memakai Yang Terpisah

Saking banyaknya kuah, ndak mungkin kita makan langsung memakai tangan, kan? Atau jika di antara kita terdapat jarak yang demikian jauh, maka perlu dong ya kita menggunakan yang terpisah (hp, telepon, dkk-nya) untuk saling komunikasi.

Bahkan, ketika kita memperoleh sebuah ilmu atau pengetahuan yang bermanfaat, maka hendaknya bisa kita praktikkan atau kita sampaikan kepada orang lain.

Jika memang tidak mampu kita sampaikan secara langsung (sambung/muttashil) melalui lisan, maka semoga bisa tetap membawa manfaat dengan kita sampaikan, meski secara tidak langsung (terpisah/munfashil) melalui tulisan.

Wa Allah a’lam.

وَفِي اخْتِيَارٍ لاَ يَجِيء الْمُنْفَصِلْ ¤
إذَا تَــــأَتَّى أنْ يَجِيء الْمُتَّــصِلْ
Di luar keadaan darurat, sebaiknya tidak mendatangkan dhomir munfashil (yang terpisah),
Jika masih memungkinkan mendatangkan dhomir muttashil (yang tersambung)

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Filosofi Bait; Mengutamakan Yang Asal (Yang Tersambung) Terlebih Dahulu"