Banyak Orang Yang Tenar Berkat Orang Yang Tersembunyi

Table of Contents
Banyak orang yang tenar berkat orang yang tersembunyi

كَمْ مِنْ مَشْهُوْرٍ بِبَرَكَةِ الْمَسْتُور

"Banyak orang yang tenar berkat orang yang tersembunyi"

Merupakan petikan kalimat yang saya dapatkan dari guru saya, sewaktu saya dan teman-teman berkunjung ke ndalem beliau. Banyak makna, banyak filosofi yang dapat kita ambil dari kalimat/ibarat tersebut. Berikut ini adalah beberapa analogi terkait petikan kalimat di atas.

Di Balik Ketenaran Ilmu (Yang Kita Pelajari)

Sederhananya, ada yang mengatakan, ketika kita belajar sungguh-sungguh, maka pemahaman insyaallah dapat dengan mudah kita rengkuh. Benarkah demikian?

Pernah saya temui dawuh dari simbah KH. M. Anwar Manshur, bahwa mudahnya seseorang memperoleh ilmu adalah dari 3 jalan, yakni orang tersebut (pencari ilmu), orang tua jasad (kandung)-nya, serta orang tua ruh (guru yang mengajar)-nya.

Bisa jadi, tenarnya ilmu kita, karena selain kesungguhan kita belajar, ada guru yang tekun mengajarkan, ada orang tua yang tak lelah mencarikan bekal dan mendoakan. Mungkin tanpa mereka, kita tidak mendapatkan apa-apa, selain tangan hampa.


Di Balik Ketenaran Nasi (Yang Kita Konsumsi)

Tenarnya nasi karena keberadaannya di hadapan kita setiap hari. Mungkin yang kita kenal, bahwa nasi yang kita makan berasal dari beras yang (umumnya) kita beli dari pedagang di pasar, yang sebelumnya disalurkan oleh distributor, yang (biasanya) diperoleh dari tengkulak, yang awalnya berasal dari padi yang ditanam oleh petani.

Jika dirunut lebih jauh lagi, benih padinya diperoleh dari pemulia, yang penanamannya melibatkan para insinyur dalam penerapan teknologinya, ahli kimia dalam pemupukannya, yang sering diatur dengan peraturan para ahli di bidang pemerintahannya.


Pada hakikatnya, yang terkenal (atau kita kenal) tak langsung ujug-ujug ada begitu saja. Banyak yang tersembunyi (yang tidak kita ketahui) turut mendukung dan memberi sumbangsih keberhasilan capaiannya.

Jadi sudah selayaknya kita bersyukur.

Jika sebagai pencari ilmu, kita dapat mengamalkan ilmu itu, bahkan sangat dianjurkan untuk turut mendoakan para yang tersembunyi (orang tua, guru, dll) di balik ketenaran ilmu kita.

Jika sebagai konsumen (pangan), kita dapat memanfaatkan makanan itu, tidak berlebih-lebihan, bahkan sangat dianjurkan untuk turut mendoakan para yang tersembunyi (petani, pedagang, dll) di balik keteran pangan kita.

Wa Allah a’lam.
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment