Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bacalah, Meski Belum Tahu Maknanya

Bacalah, meski belum tau maknanya

Yen meh nderes, nderes wae, masio durung paham maknane. Ibarat wong ngangsu banyu telogo nganggo keranjang. Masio durung iso ngangkut banyu, nanging minimal keranjang sing asale reget dadi maleh resik

Barangkali masing-masing dari kita pernah menemui kata-kata yang mirip dengan kutipan di atas. Saya kira, tidak hanya tentang nderes al-Qur’an, tetapi juga segala bentuk kebaikan-kebaikan yang lain.

Satu Kebaikan (Bisa) Menjadi Bagian dari Kebiasaan Yang Baik

Kalau dawuh bapak Jalal, “Orang itu tergantung kebiasaannya. Orang tidak akan sukses jika tidak membiasakan diri seperti perilakunya orang sukses. Begitu sebaliknya.”

Orang itu tergantung kebiasaannya. Orang tidak akan sukses jika tidak membiasakan diri seperti perilakunya orang sukses. Begitu sebaliknya

Bisa jadi, sesuatu bisa disebut dengan “kebiasaan” itu karena dilakukan secara kontinyu/istiqomah. Dan ke-istiqomah-an itu dapat terjadi jika memang sudah dimulai, yang mestinya berawal dari sesuatu yang kecil.

Seorang pembalap motor misalnya, awalnya mungkin dia pernah berlatih mengendarai sepeda, latihan pelan, kemudian mencoba kenceng, lama-lama bisa, terbiasa, lalu suka. Lalu penulis handal, dulunya mungkin suka coret-coret di buku, koki/chef suka mencoba masak-masakan, pemimpin besar pun mestinya pernah menjadi ketua di organisasi kecil sewaktu mudanya.

Bermula Kebiasaan, Lalu Menjadi Karakter

“Seseorang yang sudah punya kebiasaan, kadang merasa aneh jika kebiasaan itu dia tinggalkan,” adalah termasuk salah satu dawuh bapak Jalal yang juga masih saya ingat. Hal ini mungkin yang kemudian dapat diambil intinya, bahwa karakter seseorang dapat dilihat dari kebiasaannya. Penyabar, adalah orang yang biasa sabar. Pemarah, orang yang biasa marah. Penulis, orang yang biasa nulis. Penceramah, orang yang biasa berceramah. Pecinta, orang yang… (tau sendiri lah). Wkwkw

Seseorang yang sudah punya kebiasaan, kadang merasa aneh jika kebiasaan itu dia tinggalkan

Karakter, Kebiasaan, Semuanya Berawal Dari Kebaikan Meskipun Itu Kecil

Di sini kita bisa ambil kesimpulan, bahwa meskipun kita hanya (misalnya) nderes al-Qur’an, mbok siapa tau besok lancar mbacanya, kemudian pengen tau artinya, lalu mengamalkannya, bisa jadi mengajarkannya juga.

Yen wis sering ngangsu banyu nganggo keranjang, suwe-suwe mesti mikir, piye carane ngangsu ben iso oleh banyu. Keranjange banjur dilapisi plastik, sehinggo biso entuk banyu. Ngono sakpiturute nganti banyu iso dimanfaate kanggo dewe tur kanggo wong akeh liyane.

Termasuk perilaku baik kita. Berdoa setiap mau melakukan segala sesuatu misalnya, lama-lama akan menjadi hafal, pengen tau maknanya, lalu berdoa-pun dapat menghayati sehingga sedikit banyak akan merasa dekat dengan-Nya. Atau minimal, hal itu akan menjadi contoh/teladan yang baik bagi keluarga, anak-anak, atau orang-orang di sekitar kita.

Pernah dengar juga kan perkataan seperti ini: Allah mencintai amal hamba-Nya, meskipun sedikit tapi istiqomah.

Wa Allah a’lam.

Semoga dapat kita segera amalkan. (Aamiiin)
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Bacalah, Meski Belum Tahu Maknanya"