Gus Rojih: Dunia, Tempatnya Bukan Di Hati

Table of Contents

Sebagaimana telah kita ketahui, dunia beserta isinya hanyalah sebagai media atau perantara untuk meraih ridho Allah swt.

Namun bagaimanapun juga, kita tidak bisa memungkiri bahwa kita hidup di dunia, tak bisa telepas dari bayang-bayang dunia. Uang atau keuntungan yang diinginkan para pekerja, mobil atau kendaraan yang dipunyai sebagai modal transportasi, pakaian dan perhiasan yang dipakai, pangkat dan jabatan yang disandang, ponsel ‘pintar’ (dan manja) yang digenggam, adalah di antara yang sering sekali mengendap dalam benak kita.

Padahal, itu semua hanya sebagai perantara, bukan pokok yang kita cari. Karena yang pokok yang kita cari adalah (ridho) Allah, yang selayaknya kita letakkan dan kita simpan di hati. Bukan malah dunia yang kita simpan bahkan memenuhi hati kita.

“Mobil itu ya letaknya (disimpan) di garasi. Uang di dompet. Bukan di hati. Kalo disimpan di hati, ya ndak muat,” terang KH. Rojih Ubab Maimoen, saat mengisi mauidhoh hasanah pada acara ziarah haul mbah KH. Ahmad Fauzan di Bangsri, Jepara.

Penjelasan gus Rojih tersebut, menegaskan bahwa dunia yang hanya mampir sementara, tak selayaknya ditempatkan di hati. Yang layak dan pantas di hati hanyalah Allah swt.

Doa yang disebut beliau,

اَللَّهُمَّ ضَعِ الدُّنْيَا فِي جُيُوبِنَا وَلَا تَضَعْهَا فِي قُلُوبِنَا

Yang kurang lebih bermakna, “Ya Allah, kami mohon, letakkanlah dunia di saku kami, jangan letakkan ia di dalam hati kami”

Gus Rojih: Dunia, Tempatnya Bukan Di Hati

Wa Allah a’lam
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment