Menghayati Makna Libasut-taqwa (Al-A'raf: 26)

Table of Contents
Menghayati Makna Libasut-taqwa (Tafsir Al-Mishbah)

Pernah kita mendengar lafadz libasut-taqwa, yang makna sederhananya pakaian takwa. Frasa ini terdapat dalam surah Al-A’rof ayat 26, yang pada Tafsir Al-Mishbah dijelaskan sebagai berikut.

~

Firman-Nya (لباس التقوى) libasut-taqwa mengisyaratkan pakaian ruhani. Rasul saw melukiskan iman sebagai sesuatu yang tidak berbusana, dan pakaiannya adalah takwa.

Pakaian takwa apabila telah dikenakan seseorang, maka “Ma’rifat akan menjadi modal utamanya, pengendalian diri ciri aktivitasnya, kasih asas pergaulannya, kerinduan kepada ilahi tunggangannya, zikir pelipur hatinya, keprihatinan adalah temannya, ilmu senjatanya, sabar busananya, kesadaran akan kelemahan di hadapan Allah kebanggaannya, zuhud (tidak terpukau oleh kemegahan duniawi) perisainya, kepercayaan diri harta simpanan dan kekuatannya, kebenaran andalannya, taat kecintaannya, jihad kesehariannya, dan shalat adalah buah mata kesayangannya.”

Jika pakaian takwa telah menghiasi jiwa seseorang, maka akan terpelihara identitasnya, lagi anggun penampilannya. Anda akan menemukan dia selalu bersih walau miskin, hidup sederhana walau kaya, terbuka tangan dan hatinya. Tidak berjalan membawa fitnah, tidak menghabiskan waktu dalam permainan, tidak menuntut yang bukan haknya dan tidak tidak menahan hak orang lain. Bila beruntung ia bersyukur, bila diuji ia bersabar, bila berdosa ia istighfar, bila bersalah ia menyesal, dan bila dimaki ia tersenyum sambil berkata: Jika makian Anda keliru, maka aku bermohon semoga Tuhan mengampunimu, dan jika makian Anda benar, maka aku bermohon semoga Allah mengampuniku. Demikian penulis rangkum dari berbagai sumber tentang ciri-ciri siapa yang mengenakan pakaian takwa.

Ayat ini menyebut pakaian takwa, yakni pakaian ruhani, setelah sebelumnya menyebut pakaian jasmani yang menutupi kekurangan jasmaninya. Pakaian ruhani menutup hal-hal yang dapat memalukan dan memperburuk penampilan manusia jika ia terbuka. Keterbukaan aurat jasmani dan ruhani dapat menimbulkan rasa perih dalam jiwa manusia, hanya saja rasa perih dan malu yang dirasakan bila aurat ruhani terbuka jauh lebih besar daripada keterbukaan aurat jasmani, baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Misalnya, kesadaran menutup aurat ruhani dapat mengantar manusia menutup aurat jasmaninya, demikian dikatakan Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.

Menurut pendapat yang lain, takwa yang dimaksud di sini bukan takwa dalam pengertian agama yang populer (upaya melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya), tetapi maknanya adalah makna kebahasaan yaitu pemeliharaan/perlindungan.

Dari sini dipahami bahwa libasut-taqwa adalah pakaian yang dapat memelihara dan melindungi seseorang, dalam bentuk perisai, yang digunakan dalam peperangan untuk menghindarkan pemakainya dari luka dan kematian.

Masih banyak pendapat lain tentang makna pakaian takwa, misalnya malu, atau pakaian yang menampakkan kerendahan diri kepada Allah yang digunakan beribadah, atau penampilan yang baik, dan lain-lain tetapi pendapat-pendapat ini dapat dicakup oleh apa yang penulis kemukakan di atas.

Wa Allah a’lam.
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment