Sabar dan Menghayati Bahwa Kami Milik Allah Saat Ditimpa Musibah (Al-Baqarah: 156-157)

Table of Contents
Bunga teratai Sabar dan Menghayati "Kami Milik Allah" Saat Ditimpa Musibah (Tafsir Al-Mishbah)

Sabar, adalah kata yang sering diucapkan sebagai pengingat kepada orang yang terkena musibah, ujian, atau sesuatu yang berat dan membuatnya menderita. Ucapan pengingat sabar bisa seperti "Yang sabar ya," atau yang sering kita dengar baru-baru ini, "Mohon bersabar, ini ujian". Namun, apa itu sabar dan siapa itu orang yang sabar?

Berikut penjelasan Tafsir Al-Mishbah terkait ciri-ciri orang yang sabar, yang termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 156-157.

~

"(Orang-orang yang sabar) yaitu, orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun" (sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itulah yang mendapat banyak keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan (Pendidik dan Pemelihara) mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Kami milik Allah. Jika demikian, Dia melakukan apa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi Allah Maha Bijaksana. Segala tindakan-Nya pasti benar dan baik. Tentu ada hikmah di balik ujian atau musibah itu. Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, kami akan kembali kepada-Nya, sehingga ketika bertemu nanti, tentulah pertemuan itu adalah pertemuan dengan kasih sayang-Nya.

Kami adalah milik Allah. Bukan hanya saya sendiri. Yang menjadi miliknya, adalah kami semua yang juga merupakan makhluk-Nya. Jika kali ini petaka menimpa saya, maka bukan saya yang pertama ditimpa musibah, bukan juga yang terakhir. Makna ini akan meringankan beban pada saat menghadapi petaka, karena semakin banyak yag ditimpa petaka, semakin ringan ia pikul.

Yang mengucapkan kalimat tarji' dengan menghayati makna-maknanya, antara lain seperti dikemukakan di atas, mereka itulah yang mendapat banyak keberkatan.

Keberkatan itu sempurna, banyak dan beraneka ragam, sebagaimana dipahami dari bentuk jamak yang digunakan ayat di atas; antara lain berupa limpahan pengampunan, pujian, menggantikan yang lebih baik daripada nikmat sebelumnya yang telah hilang, dan lain-lain. Semua keberkatan itu bersumber dari Tuhan Yang Memelihara dan mendidik mereka, dan dengan demikian keberkatan itu dilimpahkan sesuai dengan pendidikan dan pemeliharaan-Nya.

Mereka juga mendapat rahmat. Kita tidak tau persis makna rahmat Ilahi. Yang pasti, rahmat-Nya bukan seperti rahmat makhluk. Rahmat makhluk merupakan rasa pedih melihat ketidakberdayaan pihak lain. Rasa pedih itulah menghasilkan dorongan untuk membantu mengatasi ketidakberdayaan. Bagaimana rahmat Allah, Allah Yang Maha Mengetahui. Kita hanya dapat melihat dampak atau hasilnya yaitu limpahan karunia.

Mereka juga mendapat petunjuk. Bukan saja petunjuk mengatasi kesulitan dan kesedihannya, tetapi juga petunjuk jalan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.

~

Wallahu a'lam.
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment