"Ihdina"; Merangkum Doa Penghambaan Manusia

Table of Contents

"Ihdina"; Merangkum Doa Penghambaan Manusia

"Ihdina" adalah satu-satunya fiil amr pada surat Al-Fatihah. Ia mengandung permohonan hamba pada Tuhannya, dalam bentuk khitab. Yang karenanya, dalam benak saya timbul pertanyaan, "mengapa ihdina? bukan 'allimna, aghnina, ashlihna?"

Padahal yang sering menjadi kebutuhan umumnya manusia adalah "saya ingin punya ilmu yang tinggi", atau "saya ingin punya harta melimpah", atau "yang penting saya ingin selalu beramal sholeh". Dan mungkin sedikit yang bergumam, "yang saya inginkan adalah hidayah Tuhan".

Jadi, mengapa? Apa karena ilmu, kekayaan, bahkan kebaikan, bukan tujuan sejatinya manusia? Karena yang sebenarnya dibutuhkan manusia adalah hidayah Tuhan?

Ada benarnya juga mungkin. Yang sering kita temukan, banyak orang berilmu, tetapi tingkahnya tidak benar, tidak mencerminkan orang berilmu. Banyak orang kaya, tetapi tidak menafkahkan kekayaannya di jalan Tuhan. Bahkan ada orang yang kelihatannya berbuat baik, tetapi memiliki niat/tujuan yang tidak lebih baik. Semua itu dapat terjadi karena barangkali, mereka, saat itu, tidak mendapat hidayah dari Tuhan.

Saya jadi teringat dawuh bapak KH. Jalal Suyuthi, bahwa "Hidayah adalah hak prerogatif Tuhan". Bahkan ada dawuh dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi saja, tidak bisa memberi hidayah terhadap orang yang beliau cintai. Namun Allah, bisa. Sangat bisa. Orang yang meminta (hidayah) pada Allah, (seharusnya) akan merasa kecil di hadapan Allah. Namanya juga meminta. Orang yang meminta berarti tidak memiliki sesuatu yang dia minta. Yang kemudian, (seharusnya) ia akan merasa dirinya tak ada apa-apanya, tak punya apa-apa, tak bisa apa-apa. "Pada saat itulah, manusia bisa wushul pada Allah. Dia tau siapa sebenarnya dia. Man 'arofa nafsahu, faqod 'arofa Robbahu."

Permintaan hidayah pada Allah, "ihdina", yang kurang lebih berarti "mohon beri kami hidayah, pada as-shiroth al-mustaqim (jalan yang benar)." Yakni jalan penghambaan diri dengan penuh kesungguhan, mujahadah, jalan yang kemudian menjadikannya wushul pada Allah. Yang artinya, jalan pada hidayah dibuka dengan mujahadah. Mujahadah adalah kunci (memperoleh) hidayah. Al-Mujahadatu miftahul hidayah.


 المجاهدة مفتاح الهداية
(KH. Jalal Suyuthi)

Wallahu a'lam.

Baca juga: Tafsir Ihdina ash-shiroth al-mustaqim
 
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment