Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gus Muwafiq: Ingat Guru dan Pendahulu sebagai Wasilah


Gus Muwafiq: Ingat Guru dan Pendahulu sebagai Wasilah

Alhamdulillah, kita diberi anugerah oleh Allah berupa Iman dan Islam, (meskipun) melalui warisan orang tua kita. Begitu pula orang tua kita mewarisi Islam dari simbah kita, guru, hingga sampai para pendahulu kita yang menerima ajakan masuk Islam oleh para wali.

Islam datang di tanah air, menyesuaikan budaya setempat. Dahulu orang pribumi (Hindu-Budha) sebelum mengenal Islam, dibedakan dengan kasta-kasta. Setelah Islam datang, dikenallah istilah musyarokah (saling menyertai) di antara mereka. Yang kemudian masih berbeda keyakinan, disamakan dengan istilah ra'iyah (rakyat). Yang berkumpul di satu tempat dinamakan majlis. Budaya setempat yang menurut Islam keliru, kemudian diganti (ada juga yang dihilangkan). Yang baik, yang dilestarikan.

"Oleh karena itu, mengingat para leluhur kita (orang tua, guru) melalui doa, hadharah, dengan menziarahinya, mengadakan haul, adalah kebiasaan baik yang kita miliki. Mari kita istiqomahkan."

Mengingat jasa orang tua, guru, kiyai, para wali, yang telah mewariskan Islam dan Ilmu kepada kita semua adalah keniscayaan. Tanpa mereka, barangkali tidak ada Islam pada diri kita.

Semoga dengan mengingat, kita mendapatkan barokah. Mengingat, minimal dengan jalan doa, hadharah al-fatihah, kepada para guru dan pendahulu kita, yang bersambung pada Tabiin, Sahabat, dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Barokah dunia, barokah akhirat. Aamiiin

Wallahu a'lam.
Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Bermedia dalam Jeda

Post a Comment for "Gus Muwafiq: Ingat Guru dan Pendahulu sebagai Wasilah"