Nasihat Imam Syafi'i Tentang Ilmu, Ibadah, Zuhud, dan Mencari Ridha Allah

Table of Contents
Dibaca normal 3 menit

Sepertiga untuk ilmu, ibadah, dan tidur

Abu Hamid Muhammad al-Ghazali dalam kitab Mukhtashar Ihya’ Ulumiddin menuturkan, bahwa ada lima ulama’ terkenal yang yang diikuti dan dijadikan pegangan oleh banyak orang, karena mereka mampu menghimpun antara ilmu fiqh (syariat) dan ilmu tasawwuf (hakikat) beserta pengamalannya. Hal ini dapat diketahui dengan mengungkap hal ihwal mereka dan mengutip pendapat-pendapat mereka.

Mereka adalah imam Syafi’i, imam Malik, imam Abu Hanifah, imam Ahmad bin Hanbal, dan imam Sufyan ats-Tsauri. Masing-masing mereka terkenal sebagai ‘abid (ahli ibadah), zahid (ahli zuhud), ‘alim (ahli ilmu) yang mendalam di bidang ilmu akhirat sebagaimana ‘alim-nya di bidang ilmu fiqh lahiriah yang terkait dengan kemashlahatan makhluk, serta mereka menginginkan seluruh ilmu yang dimiliki hanya untuk mencari ridha Allah swt.

Tentang Hikmah Imam Syafi’i

Di antara kelima ulama’ yang dijadikan pegangan orang banyak ialah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Meskipun terkenal ahli dalam ilmu fiqh (bersama para Imam Madzhab Fiqh yang lain), Imam Syafi’i juga memiliki beberapa cerita hikmah yang patut untuk kita teladani.

1) Membagi Waktu Malam

Imam Syafi’i dalam kapasitasnya sebagai seorang yang tekun beribadah (‘abid), beliau membagi waktu malamnya menjadi tiga bagian; sepertiga untuk ilmu, sepertiga untuk shalat, dan sepertiga lagi untuk tidur.

2) Menjaga Diri Dari Kenyang

“Sejak usia enam belas tahun, aku tidak pernah merasa kenyang, sebab kenyang dapat menjadikan tubuh terasa berat, membuat hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, mengundang nafsu tidur, dan melemahkan orang yang bersangkutan dari beribadah,” kata Imam Syafi’i.

3) Supaya Tidak Berlaku Ujub

Imam Syafi’i berkata, “Jika kamu mengkhawatirkan dirimu berlaku ujub, maka lihatlah keridhaan siapa yang kamu cari, nikmat apa saja yang kamu inginkan, siksa apa saja yang kamu hindari, keselamatan apa saja yang kamu syukuri, dan bencana apa saja yang kamu ingat.”

4) Murah Tangan

Pada suatu hari cemeti di tangan imam Syafi'i jatuh, lalu seseorang mengambilkannya dan menyerahkannya kepada imam Syafi'i. Demi membalas kebaikan kebaikan orang itu, imam Syafi'i memberinya uang sebanyak 5 dinar. Kedermawanan beliau sudah sangat terkenal.

5) Hanya Menginginkan Ridha Allah

Salah satu bukti bahwa imam Syafi’i  hanya menginginkan ridha Allah swt dari ilmu yang beliau miliki dan dari diskusi yang beliau lakukan, ialah pernyataannya: “Aku ingin manusia memanfaatkan ilmu ini, dan sama sekali tidak perlu menghubung-hubungkannya denganku.”

Ini artinya jelas bahwa imam Syafi’i tidak menghendaki popularitas di tengah-tengah masyarakat dan kesenangan yang palsu.

Wa Allah a’lam.

***

Teks asli

والعلماء المشهورون الذين اتخذ الناس مذاهبهم واقتدوا بهم كانوا قد جمعوا بين علم الفقه وبين علوم الحقائق وبين العمل بها، إنما يعرف ذلك بالكشف عن أحوالهم ونقل أقوالهم،

وهم خمسة: الشافعي ومالك و أبو حنيفة وأحمد بن حنبل و سفيان الثور يرحمة الله عليهم، وكل واحد منهم كان عابدا وزاهدا وعالما في علوم الآخرة كما كان عالما بعلوم الفقه الظاهر الذي يتعلق بمصالح الخلق، وكانوا يريدون بجميع علومهم وجه الله تعالى.

أما الشافعي رحمه الله: فيدل على كونه عابدا أنه كان يقسم الليل ثلاثة أجزاء: ثلث للعلم، وثلث للصلاة، وثلث للنوم.

وقال الشافعي: ما شبعت مذ ست عشرة سنة، لأنه يثقل البدن ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف صاحبه عن العبادة.

وقال: إذا أنت خفت على نفسك العجب فانظر رضا من تطلب، وفي أي نعيم ترغب، ومن أي عقاب تهرب، وأي عافية تشكر، وفي أي بلاء تذكر.

وسقط سوطه من يده فرفعه إليه إنسان فأعطاه جزاء عليه خمسين دينارا، وسخاء الشافعي أشهر من الشمس.

ويدل على أنه أراد بالفقه والمناظرة وجه الله تعالى أنه قال: وددت أن الناس ينتفعون بهذا العلم، وما نسب إلي منه شيئ.

والله أعلم

Achmad Syarif S
Achmad Syarif S Saya seorang santri dan sarjana pertanian. Menulis adalah cara saya bercerita sekaligus berwisata

Post a Comment